Banyak orang batak terutama dijaman sekarang, tidak lagi mengetahui martutur (bertutur sapa)atau partuturon kepada orang Batak lainnya. Akibatnya, bisa-bisa dibilang tidak tahu adat atau tidak tahu hukum. Untuk itu orang Batak ada nama panggilan tutur sapa untuk berkomunikasi. Banyak sebutan tutur sapa masyarakat Batak. Berdasar tutur sapa ini pula masyarakat Batak dapat mengetahui posisi kekerabatanya. Kesalahan dalam sapaan ini bagi masyarakat Batak yang memahami adat dapat mengakibatkan ketersinggungan dan komunikasi yang tidak baik kepada lawan bicara. Partuturon atau kekerabatan pada masyarakat batak tidak sekedar untuk keperluan komunikasi saja, lebih dari itu dengan mengetahui kekerabatan ini orang batak jadi tahu posisi atau peran apa orang tersebut dalam suatu acara khususnya terkait pesta adat.Oleh sebab itu masyarakat Batak wajib memahaminya.Jadi sebagai orang batak khususnya, sebaiknya anda tahu! Berikut ini adalah sebutan atau tutur sapa masyarakat Batak: Ahu = sebutan untuk aku, saya Anak = sebutan untuk anak laki-laki Amang=damang=damang parsinuan =ayah, bapak. Amang, sapaan umum menghormati kaum laki-laki. Amanta >amanta raja, dalam sebuah acara pertemuan. Amanguda, adik laki-laki dari ayah kita. Amanguda, sebutan untuk suami dari adik ibu kita. Amangtua, sebutan untuk abang dari ayah kita. Amangtua, suami dari kakak ibu kita sendiri. Amanguda/amangtua, suami dari pariban ayah kita. Angkang = abang. Angkangdoli, abang yang sudah kawin. Angkang boru, isteri abang. Kakak yang boru tulang kita. Anggi, adik kita (laki-laki), adik (perempuan) boru tulang kita. Anggi doli, suami dari anggiboru. Adik (laki-laki) sudah kawin. Anggiboru, isteri adik kita yang laki-laki. Amangboru, suami kakak atau adik perempuan ayah kita. Amangtua/inangtua mangulaki, ompung ayah kita. Ama Naposo, anak (laki-laki) abang/adik dari hula-hula kita. Angkangboru mangulaki, namboru ayah dari seorang perempuan. Ampara, penyapa awal sealur marga, marhaha-maranggi. Aleale, teman akrab, bisa saja berbeda marga. Bao, amangbao, suami dari eda seorang ibu. Bao, inangbao, isteri dari tunggane kita (abang/adik isteri). Bere, semua anak (laki + perempuan) dari kakak atau adik prp kita. Bere, semua kakak/adik dari menantu laki-laki kita. Boru, semua pihak keluarga menantu lk kita / amangboru. Boru, anak kandung kita (perempuan) bersama suaminya. Borutubu, semua menantu (laki) / isteri dari satu ompung. Boru Nagojong, borunamatua, keturunan namboru kakek. Boru diampuan, keturunan dari namboru ayah. Bonatulang, sebutan tutur sapa untuk paman dari ayah kita. Bona niari, sebutan tutur sapa tulang dari kakek kita. Bonaniari binsar, tulang dari ayah kakek kita. Damang = ayah = bapak Damang, sebutan kasih sayang dari anak kepada ayah mereka. Damang, digunakan juga oleh ibu kepada anaknya sendiri. Dainang, sebutan kasih sayang anak kepada ibu mereka. Dainang, digunakan uga oleh ayah kepada anak perempuannya. Daompung, baoa+boru, kakek atau nenek kita. Datulang, sebutan hormat khusus kepada tulang. Dahahang (baoa+boru), abang kita atau isterinya. Dongan saboltok, dongan sabutuha (sebutan lokal). Dongantubu, abang adik, serupa marga. Dongan sahuta, kekerabatan akrab karena tinggal dalam satu huta. Dongansapadan, dianggap semarga karena diikat oleh padan/janji. Eda, kakak atau adik ipar antar perempuan. Eda, sapa awal antara sesama wanita. Hahadoli, sebutan seorang isteri terhadap abang (kandung) suaminya. Haha doli, abang dari urutan struktur, dapat juga tidak semarga lagi. Haha = abang. No. 48 & 49, berbeda sekali artinya. Hahaboru, isteri abang kita, yang dihormati. Haha Ni Hela, abang dari mantu kita. Haha Ni Uhum, paling tua dalam silsilah sekelompok. Hula-hula, keluarga abang/adik dari isteri kita. Hela, sebutan untuk menantu (lk) kita sendiri. Hela, juga terhadap suami anak abang/anak adik kita. Hami=kami, sebutan kita terhadap pihak sebelah kita sendiri. Hamu=kalian, sebutan atas pihak lawan bicara. Hita=kita, menunjuk kelompok kita sendiri. Halak, menunjuk kepada kelompok orang lain. Ho, kau, terhadap satu orang tertentu, tutur bawah kita. Halak i, dihormati karena pantangan, terhadap bao, parumaen. Ibebere, keluarga dari suami bere kita yang perempuan. Ito, iboto, kakak atau adik perempuan kita, serupa marga. Ito, tutur sapa awal dari laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya. Ito, panggilan kita kepada anak gadis dari namboru. Iba, = ahu, saya. Ibana, dia, penunjuk kepada seseorang yang sebaya kita. Inang=dainang, ibu. Juga sebutan kasih kepada puteri kita. Inang(simatua)=ibu mertua. Inangbao, isteri dari hula-hula atau tunggane kita. Inanta, sebutan penghormatan bagi wanita, sudah kawin. Inanta soripada, kaum ibu yang lebih dihormati dalam acara. Inanguda, isteri dari adik ayah. Ada juga inanguda marpariban. Inangtua, isteri dari abang ayah. Juga inangtua marpariban. Inangbaju, semua adik prp dari ibu kita, belum kawin. Inangnaposo, isteri dari paraman/amangnaposo kita. Indik-indik, cucu dari cucu prp kita. Sudah amat jarang ada. Jolma, jolmana, = isterinya. Jolmangku = isteriku. Lae, tutur sapa anak laki-laki tulang dengan kita (laki-laki). Lae, tutur sapa awal perkenalan antara dua laki-laki. Lae, suami dari kakak atau adik kita sendiri (laki-laki) Lae, anak laki-laki dari namboru kita (laki-laki) Maen, anak-gadis dari hula-hula kita. Marsada inangboru, abang adik karena ibu kita kakak-adik. Namboru, kakak atau adik ayah kita. Sudah kawin atau belum. Nantulang, sebutan tutur sapa untuk isteri dari tulang kita. Nasida, penunjuk seseorang yang dihormati. Atau = mereka. Nasida, halak-nasida, amat dihormati karena berpantangan. Natoras, orangtua kandung. Angkola = natobang. Natua-tua, orangtua yang dihormati. Misalnya: amanta natua-tua i. Nini, sebutan untuk anak dari cucu laki-laki. Nono, sebutan untuk anak dari cucu perempuan kita. Ondok-ondok, cucu dari cucu laki-laki kita. Sudah jarang. Ompung, ompungdoli, ompung suhut, ayah dari bapak kita. Ompungbao, daompung, orangtua dari ibu kandung kita. Ompungboru, sebutan ibu dari ayah kita. Pahompu, cucu. anak - anak dari semua anak kita. Pinaribot, sebutan penghormatan kepada wanita dalam acara. Paramaan, anak (lk) dari hula-hula kita. Parboruon, semua kelompok namboru atau menantu (laki-laki) kita. Parrajaon, semua kelompok dari hula-hula dan tulang kita. Pariban, abang-adik karena isteri juga kakak-beradik. Pariban, semua anak prp dari pihak tulang kita. Pariban, anak prp yang sudah kawin, dari pariban mertua prp. Parumaen = mantu prp. isteri anak kita. Pamarai, abang atau adik dari suhut utama, orang kedua. Rorobot, tulangrorobot, tulang isteri (bukan narobot). Sinonduk = suami. Parsonduk bolon = isteri, pardijabu. Simatua doli dan simatua boru = mertua lk dan prp. Simolohon = simandokhon = iboto, kakak atau adik laki-laki. Suhut, pemilik hajatan. Paidua ni suhut, orang kedua. Tulang, abang atau adik dari ibu kita. Tulang/nantulang, mertua dari adik kita yang laki-laki. Tulang naposo = paraman yang sudah kawin. Tulang Ni Hela, tulang dari pengantin laki-laki. Tulang/nantulang mangulahi, panggilan cucu kepada mertua. Tunggane, semua abang dan adik (laki-laki) dari isteri kita. Tunggane, semua anak laki-laki dari tulang kita. Tunggane doli, amang siadopan, amanta jabunami = suami Tunggane boru, inang siadopan, pardijabunami, = isteri. Tunggane huta, raja dalam sebuah huta, kelompok pendiri huta. Tuan doli = suami. Tuan boru = isteri. Pariban Mangulahi = Bere Naimarata, oppung borunya dari pihak BAPAK adalah salah satu marga2 di Naimarata. Pariban Malango = Bere Naimarata, oppung borunya dari pihak IBU adalah salah satu marga2 di Naimarata. Sumber: http://betahita.blogspot.com https://id.wikipedia.org Berbagai sumber
Sabtu, 29 Agustus 2015
Sebutan Tutur Sapa Masyarakat Batak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar