Banyak orang batak terutama dijaman sekarang, tidak lagi mengetahui martutur (bertutur sapa)atau partuturon kepada orang Batak lainnya. Akibatnya, bisa-bisa dibilang tidak tahu adat atau tidak tahu hukum. Untuk itu orang Batak ada nama panggilan tutur sapa untuk berkomunikasi. Banyak sebutan tutur sapa masyarakat Batak. Berdasar tutur sapa ini pula masyarakat Batak dapat mengetahui posisi kekerabatanya. Kesalahan dalam sapaan ini bagi masyarakat Batak yang memahami adat dapat mengakibatkan ketersinggungan dan komunikasi yang tidak baik kepada lawan bicara. Partuturon atau kekerabatan pada masyarakat batak tidak sekedar untuk keperluan komunikasi saja, lebih dari itu dengan mengetahui kekerabatan ini orang batak jadi tahu posisi atau peran apa orang tersebut dalam suatu acara khususnya terkait pesta adat.Oleh sebab itu masyarakat Batak wajib memahaminya.Jadi sebagai orang batak khususnya, sebaiknya anda tahu! Berikut ini adalah sebutan atau tutur sapa masyarakat Batak: Ahu = sebutan untuk aku, saya Anak = sebutan untuk anak laki-laki Amang=damang=damang parsinuan =ayah, bapak. Amang, sapaan umum menghormati kaum laki-laki. Amanta >amanta raja, dalam sebuah acara pertemuan. Amanguda, adik laki-laki dari ayah kita. Amanguda, sebutan untuk suami dari adik ibu kita. Amangtua, sebutan untuk abang dari ayah kita. Amangtua, suami dari kakak ibu kita sendiri. Amanguda/amangtua, suami dari pariban ayah kita. Angkang = abang. Angkangdoli, abang yang sudah kawin. Angkang boru, isteri abang. Kakak yang boru tulang kita. Anggi, adik kita (laki-laki), adik (perempuan) boru tulang kita. Anggi doli, suami dari anggiboru. Adik (laki-laki) sudah kawin. Anggiboru, isteri adik kita yang laki-laki. Amangboru, suami kakak atau adik perempuan ayah kita. Amangtua/inangtua mangulaki, ompung ayah kita. Ama Naposo, anak (laki-laki) abang/adik dari hula-hula kita. Angkangboru mangulaki, namboru ayah dari seorang perempuan. Ampara, penyapa awal sealur marga, marhaha-maranggi. Aleale, teman akrab, bisa saja berbeda marga. Bao, amangbao, suami dari eda seorang ibu. Bao, inangbao, isteri dari tunggane kita (abang/adik isteri). Bere, semua anak (laki + perempuan) dari kakak atau adik prp kita. Bere, semua kakak/adik dari menantu laki-laki kita. Boru, semua pihak keluarga menantu lk kita / amangboru. Boru, anak kandung kita (perempuan) bersama suaminya. Borutubu, semua menantu (laki) / isteri dari satu ompung. Boru Nagojong, borunamatua, keturunan namboru kakek. Boru diampuan, keturunan dari namboru ayah. Bonatulang, sebutan tutur sapa untuk paman dari ayah kita. Bona niari, sebutan tutur sapa tulang dari kakek kita. Bonaniari binsar, tulang dari ayah kakek kita. Damang = ayah = bapak Damang, sebutan kasih sayang dari anak kepada ayah mereka. Damang, digunakan juga oleh ibu kepada anaknya sendiri. Dainang, sebutan kasih sayang anak kepada ibu mereka. Dainang, digunakan uga oleh ayah kepada anak perempuannya. Daompung, baoa+boru, kakek atau nenek kita. Datulang, sebutan hormat khusus kepada tulang. Dahahang (baoa+boru), abang kita atau isterinya. Dongan saboltok, dongan sabutuha (sebutan lokal). Dongantubu, abang adik, serupa marga. Dongan sahuta, kekerabatan akrab karena tinggal dalam satu huta. Dongansapadan, dianggap semarga karena diikat oleh padan/janji. Eda, kakak atau adik ipar antar perempuan. Eda, sapa awal antara sesama wanita. Hahadoli, sebutan seorang isteri terhadap abang (kandung) suaminya. Haha doli, abang dari urutan struktur, dapat juga tidak semarga lagi. Haha = abang. No. 48 & 49, berbeda sekali artinya. Hahaboru, isteri abang kita, yang dihormati. Haha Ni Hela, abang dari mantu kita. Haha Ni Uhum, paling tua dalam silsilah sekelompok. Hula-hula, keluarga abang/adik dari isteri kita. Hela, sebutan untuk menantu (lk) kita sendiri. Hela, juga terhadap suami anak abang/anak adik kita. Hami=kami, sebutan kita terhadap pihak sebelah kita sendiri. Hamu=kalian, sebutan atas pihak lawan bicara. Hita=kita, menunjuk kelompok kita sendiri. Halak, menunjuk kepada kelompok orang lain. Ho, kau, terhadap satu orang tertentu, tutur bawah kita. Halak i, dihormati karena pantangan, terhadap bao, parumaen. Ibebere, keluarga dari suami bere kita yang perempuan. Ito, iboto, kakak atau adik perempuan kita, serupa marga. Ito, tutur sapa awal dari laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya. Ito, panggilan kita kepada anak gadis dari namboru. Iba, = ahu, saya. Ibana, dia, penunjuk kepada seseorang yang sebaya kita. Inang=dainang, ibu. Juga sebutan kasih kepada puteri kita. Inang(simatua)=ibu mertua. Inangbao, isteri dari hula-hula atau tunggane kita. Inanta, sebutan penghormatan bagi wanita, sudah kawin. Inanta soripada, kaum ibu yang lebih dihormati dalam acara. Inanguda, isteri dari adik ayah. Ada juga inanguda marpariban. Inangtua, isteri dari abang ayah. Juga inangtua marpariban. Inangbaju, semua adik prp dari ibu kita, belum kawin. Inangnaposo, isteri dari paraman/amangnaposo kita. Indik-indik, cucu dari cucu prp kita. Sudah amat jarang ada. Jolma, jolmana, = isterinya. Jolmangku = isteriku. Lae, tutur sapa anak laki-laki tulang dengan kita (laki-laki). Lae, tutur sapa awal perkenalan antara dua laki-laki. Lae, suami dari kakak atau adik kita sendiri (laki-laki) Lae, anak laki-laki dari namboru kita (laki-laki) Maen, anak-gadis dari hula-hula kita. Marsada inangboru, abang adik karena ibu kita kakak-adik. Namboru, kakak atau adik ayah kita. Sudah kawin atau belum. Nantulang, sebutan tutur sapa untuk isteri dari tulang kita. Nasida, penunjuk seseorang yang dihormati. Atau = mereka. Nasida, halak-nasida, amat dihormati karena berpantangan. Natoras, orangtua kandung. Angkola = natobang. Natua-tua, orangtua yang dihormati. Misalnya: amanta natua-tua i. Nini, sebutan untuk anak dari cucu laki-laki. Nono, sebutan untuk anak dari cucu perempuan kita. Ondok-ondok, cucu dari cucu laki-laki kita. Sudah jarang. Ompung, ompungdoli, ompung suhut, ayah dari bapak kita. Ompungbao, daompung, orangtua dari ibu kandung kita. Ompungboru, sebutan ibu dari ayah kita. Pahompu, cucu. anak - anak dari semua anak kita. Pinaribot, sebutan penghormatan kepada wanita dalam acara. Paramaan, anak (lk) dari hula-hula kita. Parboruon, semua kelompok namboru atau menantu (laki-laki) kita. Parrajaon, semua kelompok dari hula-hula dan tulang kita. Pariban, abang-adik karena isteri juga kakak-beradik. Pariban, semua anak prp dari pihak tulang kita. Pariban, anak prp yang sudah kawin, dari pariban mertua prp. Parumaen = mantu prp. isteri anak kita. Pamarai, abang atau adik dari suhut utama, orang kedua. Rorobot, tulangrorobot, tulang isteri (bukan narobot). Sinonduk = suami. Parsonduk bolon = isteri, pardijabu. Simatua doli dan simatua boru = mertua lk dan prp. Simolohon = simandokhon = iboto, kakak atau adik laki-laki. Suhut, pemilik hajatan. Paidua ni suhut, orang kedua. Tulang, abang atau adik dari ibu kita. Tulang/nantulang, mertua dari adik kita yang laki-laki. Tulang naposo = paraman yang sudah kawin. Tulang Ni Hela, tulang dari pengantin laki-laki. Tulang/nantulang mangulahi, panggilan cucu kepada mertua. Tunggane, semua abang dan adik (laki-laki) dari isteri kita. Tunggane, semua anak laki-laki dari tulang kita. Tunggane doli, amang siadopan, amanta jabunami = suami Tunggane boru, inang siadopan, pardijabunami, = isteri. Tunggane huta, raja dalam sebuah huta, kelompok pendiri huta. Tuan doli = suami. Tuan boru = isteri. Pariban Mangulahi = Bere Naimarata, oppung borunya dari pihak BAPAK adalah salah satu marga2 di Naimarata. Pariban Malango = Bere Naimarata, oppung borunya dari pihak IBU adalah salah satu marga2 di Naimarata. Sumber: http://betahita.blogspot.com https://id.wikipedia.org Berbagai sumber
Sabtu, 29 Agustus 2015
Sebutan Tutur Sapa Masyarakat Batak
Jumat, 28 Agustus 2015
Asal-usul Danau Toba (Ilmiah)
Danau Toba sejak lama telah menjadi daerah tujuan wisata utama di Sumatera Utara selain Bukit Lawang, Berastagi dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Sejarah Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Diperkirakan Danau Toba terbentuk saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa jumlah total material pada letusan sekitar 2.800 km3 - sekitar 2.000 km3 dari Ignimbrit yang mengalir di atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu terutama ke barat. Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama. Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan kepunahan pada beberapa spesies makhluk hidup. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya. Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Danau Toba dengan Pulau Samosir di bagian tengahnya. Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya. Selama tujuh tahun, para ahli dari universitas Oxford tersebut meneliti proyek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba. Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu. Sumber: https://id.wikipedia.org
Kamis, 27 Agustus 2015
Aksara Batak Toba
Suku Batak memiliki aksara yang bernama Surat Batak. Aksara ini digunakan untuk menulis bahasa Batak. Surat Batak masih berkerabat dengan aksara Nusantara lainnya. Aksara Batak ini memiliki beberapa varian bentuk, tergantung bahasa dan wilayah. Secara garis besar, ada lima varian surat Batak di Sumatra Utara yaitu Karo, Toba, Dairi, Simalungun, dan Mandailing. Namun, varian-varian ini tidaklah terlalu berbeda satu sama lain. Aksara Batak mula-mula ada di Mandailing. Dari Mandailing aksara Batak menyebar ke kawasan Toba Timur (perbatasan dengan Simalungun), lalu ke Simalungun dan ke Toba Timur. Dari Toba Timur aksara Batak menyebar lagi ke Pakpak Dairi. Sedangkan dari Toba Barat ke Simalungun. Aksara Karo menunjukkan pengaruh, baik dari Pakpak-Dairi maupun dari Simalungun. Aksara Batak ini wajib diketahui oleh para datu, yaitu orang yang dihormati oleh masyarakat Batak karena menguasai ilmu sihir, ramal, dan penanggalan. Jenis aksara Batak merupakan bagian dari rumpun tulisan Brahmi (India). Sebagian besar sistem tulisan yang ada di Afrika, Eropa, dan Asia berasal dari satu sumber, yakni aksara Semit Kuno yang menjadi nenek moyang tulisan-tulisan Asia (Arab, Ibrani dan India) maupun Eropa (Latin, Yunani dan lainnya). Aksara Batak termasuk keluarga tulisan India. Aksara India yang tertua adalah aksara Brahmi yang menurunkan dua kelompok tulisan yakni India Utara dan India Selatan. Aksara Nagari dan Palawa masing-masing berasal dari kelompok utara dan selatan dan kedua-duanya pernah dipakai di berbagai tempat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Semua tulisan asli Indonesia berinduk pada aksara Palawa karena yang paling berpengaruh adalah aksara Palawa. Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut abugida, yaitu perpaduan antara silabogram dan abjad. Surat Batak merupakan sebuah perpaduan antara alfabet dan aksara suku kata. Setiap karakter telah mengandung konsonan dan vokal dasar. Vokal dasar ini adalah bunyi [a]. Namun dengan tanda diakritis atau apa yang disebut anak ni surat dalam bahasa Batak, maka vokal ini bisa diubah-ubah. Huruf vokal dan konsonan dalam aksara Batak diurut menurut tradisi mereka sendiri, yaitu: a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, nya, ca, nda, mba, i, u. Aksara Batak biasanya ditulis pada bambu/kayu. Penulisan dimulai dari atas ke bawah, dan baris dilanjutkan dari kiri ke kanan. Surat Batak zaman dahulu digunakan untuk menulis naskah-naskah Batak yang di antaranya termasuk buku dari kulit kayu yang dilipat seperti akordeon. Dalam bahasa Batak buku tersebut dinamakan pustaha atau pustaka. Pustaha- pustaha ini yang ditulis oleh seorang "guru" atau datu (dukun) berisikan penanggalan dan ilmu nujum. Penulisan huruf surat Batak secara garis besar terbagi dalam dua kategori, yaitu ina ni surat dan anak ni surat. Ina ni surat merupakan huruf-huruf pembentuk dasar huruf aksara Batak. Selama ini, ina ni surat yang dikenal terdiri dari: a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, ya, nya, ca, nda, mba, i, u. Nda dan Mba adalah konsonan rangkap yang hanya ditemukan dalam variasi Batak Karo. Sedangkan Nya hanya digunakan di Mandailing akan tetapi dimasukkan juga dalam alfabat Toba walaupun tidak digunakan. Aksara Ca hanya terdapat di Karo sedangkan di Angkola-Mandailing huruf Ca ditulis dengan menggunakan huruf Sa dengan sebuah tanda diakritik yang bernama tompi di atasnya. Adapun anak ni surat dalam aksara Batak adalah komponen fonetis yang disisipkan dalam ina ni surat (tanda diakritik) yang berfungsi untuk mengubah pengucapan/lafal dari ina ni surat. Tanda diakritik tersebut dapat berupa tanda vokalisasi, nasalisasi, atau frikatif. Anak ni surat ini terdiri dari: • Bunyi [e] (hatadingan) • Bunyi [ŋ] (paminggil) • Bunyi [u] (haborotan) • Bunyi [i] (hauluan) • Bunyi [o] (sihora) • Pangolat (tanda untuk menghilangkan bunyi [a] pada ina ni surat) Nama-nama tanda diakritis di atas hanya berlaku untuk bahasa Batak Toba. Dalam bahasa-bahasa Batak lainnya terdapat sejumlah variasi nama ina ni surat. Misalnya Pangolet dalam bahasa Karo dinamakan (penengen). Seperti halnya ina ni surat, anak ni surat dalam aksara Batak juga disusun menurut tradisi mereka sendiri, yaitu: [e], [i], [o], [u], [ŋ], [x]. Tanda diakritik juga memiliki varian bentuk antara suatu daerah dengan daerah lainnya yang menggunakan aksara yang sama. Sumber: batakcom.tumblr parhobas.wordpress.com kebudayaanindonesia.net
Rabu, 26 Agustus 2015
Umpasa, Umpama dan Falsafah Batak Toba
Umpasa batak toba ini adalah karya sastra dalam bentuk syair/puisi yang berisi pernyataan restu, nasehat dan doa bagi orang yang mendengarnya. Umpasa adat batak toba diperdengarkan dalam upacara adat dan ditujukan kepada muda-mudi, pasangan pengantin, upacara menyambut tamu atau berbagai acara lainnya, serta Kadang kala umpasa ini juga diperdengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Umpama dan umpasa merupakan suatu hal yang tidak asing lagi dalam kehidupan orang Batak, terutama dalam kegiatan adat. Umpama dalam bahasa Indonesia berarti perumpamaan dan untuk umpasa berarti peribahasa. Penggunaan umpasa dan umpama ini adalah tergantung kepada konteks kegiatan yang dilakukan, ada umpasa untuk orang menikah, ada umpasa untuk orang meninggal, ada umpasa untuk paradaton, dan yang lainnya. Sedangkan untuk umpama dibuat untuk mengungkapkan sesuatu hal dalam bentuk kata yang lain, atau untuk menghaluskan seperti penggunaan perumpamaan pada bahasa Indonesia. FALSAFAH ni natua-tua imasongon tudosan alai godangan doi hasil ni angka pengalaman natua-tua najolo naboi gabe poda tarlumobi tu angka naumposo. UMPASA (Peribahasa) ima songon pantun (Hata parjolo patorangkon hata parpudi) alai sasintongna hata pasu-pasu doi songon tangiang asa pasauton ni Amanta Debata, ai ganup namanghatahon Umpasa (pasu-pasu) ingkon tongtong do diakui dibagasan rohana na Debata do silehon pasu-pasu. UMPAMA (Perumpamaan) ima hata tudosan hampir mirip tu Falsafah ni natua-tua. Molo mandok Umpama unang hata (isi) ni Umpasa didok jala sebalikna molo mandok Umpasa unang ma hatani Umpama didok, asa taparrohahon ma i molo mandok Umpama manang Umpasa. UMPASA MASA KINI Umpasa pada masa kini telah berkembang dengan mengikuti perkembangan zaman dan dapat digunakan pada acara-acara tertentu, serta tidak hanya menggunakan umpasa yang telah ada sejak dulunya. Beberapa contoh Umpasa Batak Toba Umpasa (Peribahasa) 1: Adong na tuat sian dolok Adong na nangkok sian toruan Adong na ro sian habinsaran Adong na sian hasundutan Manumpak ma Debata Dilehon di hamu pasupasuan Umpasa (Peribahasa) 2 :Aek godang do aek laut Dos ni roha do sibaen nasaut Umpasa (Peribahasa) 3 : Ampapaga dolok Ampapaga sibuluan Unang hita marbada Ai hita do marsogot hita haduan Umpasa (Peribahasa) 4 : Anduhur martutu Diatas ni Purbatua Sai sinur ma pinahan Gabe na niula Umpasa (Peribahasa) 5 : Antajau haludi Tu pining na mongkol mata Sahalak pe mandok nauli Luhut ma hita nampunasa Umpasa (Peribahasa) 6 : Ansimun sada holbung Pege sangharimbang Menimbung rap tu toru Mangangkat rap tu ginjang Umpasa (Peribahasa) 7 : Bagot na ganjang do ho Marbulung di dangkana Na denggan maruhum do ho Jala na denggan marisara Umpasa (Peribahasa) 8 : Balintang ma pagabe Tumandanghon sitandoan Arinta ma gabe Molo masi paolo - oloan Umpasa (Peribahasa) 9 :
Disi si rungguk Disi si tata Ia disi hita juguk Disi Ompunta Debata Umpasa (Peribahasa) 10 : Dolok martimbang hatubuan ni si marhorahora Di Debata na di ginjang do suhat - suhat ni hita jolam Umpasa (Peribahasa) 11 : Eme sitambatua Parlinggoman ni siborok Luhut ma hita martua Debata ma na marorot Umpasa (Peribahasa) 12 : Godang si butongbutong Otik si pir ni tondi Umpasa (Peribahasa) 13 : Hodong do pahu Holi - holi sanghalia Ho do ahu Hita na marsada ina Umpasa (Peribahasa) 14 : Holong mangalap holong Umpasa (Peribahasa) 15 : Hapur di tagan do ahu Napuran di hallungan Naingot di padan do ahu ingot di paruhuman Umpasa (Peribahasa) 16 : Ia tambor bonana Rugun ma dohot punsuna Ia gabe maradong Hula - Hulana songon i ma nang dohot Boruna Umpasa (Peribahasa) 17 : Jolo suhat do anso poring Dungi dope na boboion Artinya: Jangan menunjukkan kekuatan dan memaksakan kehendak sendiri kepada orang lain Umpasa (Peribahasa) 18 : Loting ma tomboman Marsaor batu hula Tondinta masingonggoman Jala gabe na ni ula Umpasa (Peribahasa) 19 : Madabu batu tu binang na bolon jolo manguhum raja Disi pe asa tolonon panolon Umpasa (Peribahasa) 20 : Manuk na mangonsop pirana Manuk sabungan na mamargut anaknya Ingkon tiptipon do tuktukna Umpasa (Peribahasa) 21 : Mangungkor honong bosi Pora - pora di babana Marpungu angka dongan Masipaboa hatana Umpasa (Peribahasa) 22 : Marbou laho tu tapian Batuk – batu laho tu bagas mandi Artinya: Jika akan melakukan sesuatu pekerjaan lebih dahulu dimusyawarahkan Umpasa (Peribahasa) 23 : Mardangka ma dangkana Marranting ma rantingna Ia gabe ma amana Sai gabe ma nang anggina Umpasa (Peribahasa) 24 : Martantan ma baringin Marurat jabi - jabi Mamora ma hita madingin Tumpahon ni Ompunta Mulajadi Umpasa (Peribahasa) 25 : Metmet aekna metmet dengkena Balga aek balga dengkena Umpasa (Peribahasa) 26 : Metmet do hapur lunsut Dijujung do uluna Umpasa (Peribahasa) 27 : Molo hombar tu auga Hombar ma tu gagatan Umpasa (Peribahasa) 28 : Na tiniopbatahi Batahi pamarai Sai sauduran satahi Angka na marhaha - maranggi Umpasa (Peribahasa) 29 : Napuran tano - tano Na sinuan di onan Manumpak Debata Di paganda parbinotoan Umpasa (Peribahasa) 30 : Rata pe bulung ni salak Rataan do bulung ni sitorop Uli pe hata sahalak Ulian do hata torop Umpasa (Peribahasa) 31 : Rim ni tahi do gogona Rantosna do tajomna Artinya : Pada persatuan dan kesatuan terletak kekuatan Umpasa (Peribahasa) 32 : Rumah ijuk di jolo ni sopo gorga Asi ma roha ni Amanta Debata Sai dilehon ma dihamu Anak na bisuk dohot boru namarroha Umpasa (Peribahasa) 33 : Simbora gukguk Sai mamora ma hita luhut Umpasa (Peribahasa) 34 : Songon bayo pangkejei Lomlom pangkal igungna Artinya: Orang yang berletih – lelah mengerjakan pekerjaan demi kepentingan orang banyak Umpasa (Peribahasa) 35 : Songon sihapor lunjung Nijunjung suada ulu Niporsan suada abara Artinya: Rela mempertanggunggungjawabkan suatu tugas demi kepentingan yang lebih besar Umpasa (Peribahasa) 36 : Tinutung tu api Pinatuba songon soban Naung tinuptup ni tahi Unang be masisolsolan Umpasa (Peribahasa) 37 : Tingko ma inggir - inggir Tingko rata - rata Pasu - pasu angka nauli Pasauthon Amanta Debata Umpasa (Peribahasa) 38 : Tonggi ma sibahut Tabo ma pora - pora Gabe ma hita luhut Jala sude ma hita mamora Umpasa (Peribahasa) 39 : Tubu unte dohot durina Tubu jolma dohot ugarina Umpasa (Peribahasa) 40 : Unang sumuan dulang Mangaithon jabi - jabi Unang mambahen na so uhum Mangulahon na so jadi Umpasa (Peribahasa) 41 : Uhum sipangan anak Uhum sipangan boru Artinya: Menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan golongan atau kelompok Umpasa (Peribahasa) 42 : Bintang na rumiris, ombun na sumorop. Sai tubu di hamu anak na riris, boru pe antong torop. Umpasa (Peribahasa) 43: Andor hadukka, togutogu ni lombu. Sai sahat hamu saurmatua, togutoguan ni pahompu. Umpasa (Peribahasa) 44 : Tumbur ni pangkat, tu tumbur ni hotang. Tusi Hamu mangalangka, tusi dapotan pangomoan. Umpasa (Peribahasa) 45 : Sai torop ma dangkana, rugun dohot bulungna. Horas jala gabe hula-hulana, sogon i dohot boruna. Umpasa (Peribahasa) 46 : Simbora gukguk, di julu ni tapian, Horas jala gabe hita luhut, jala dapotan parsaulian. Falsafah Batak Di jolo raja siahaan, dipudi raja sipaimaon (Hormatan do natua-tua dohot angka raja). Sada silompa gadong dua silompa ubi, Sada pe namanghatahon Sudema dapotan Uli. Pitu batu martindi sada do sitaon nadokdok (Unang maharaphu tu dongan). Jujur do mula ni bada, bolus do mula ni dame (Unang sai jujur-jujuri salani dongan, alai bolushon ma). Siboru buas siboru Bakkara, molo dung puas sae soada mara (Dame ma). Sungkunon poda natua-tua, sungkunon gogo naumposo (Bertanggung-jawab). UMPASA NI NAPOSO BULUNG. (Buat orang-orang muda) Jolo tiniktik sanggar laho bahenon huru-huruan, Jolo sinukkun marga asa binoto partuturan. Tudia ma luluon da goreng-goreng bahen soban, Tudia ma luluon da boru Tobing bahen dongan. Tudia ma luluon da dakka-dakka bahen soban, Tudia ma luluon da boru Sinaga bahen dongan. Manuk ni pealangge hotek-hotek laho marpira Sirang na mar ale-ale, lobianan matean ina. Silaklak ni dandorung tu dakka ni sila-sila, Ndang iba jumonok-jonok tu naso oroan niba. Metmet dope sikkoru da nungga dihandang-handangi, Metmet dope si boru da nungga ditandang-tandangi. Torop do bittang di langit, si gara ni api sada do Torop do si boru nauli, tinodo ni rohakku holoan ho do Rabba na poso, ndang piga tubuan lata Hami na poso, ndang piga na umboto hata UMPASA MANJALO TINTIN MARANGKUP. (Untuk pasangan saat tukar cincin) Bulung namartampuk, bulung ni simarlasuna, Nunga hujalo hami tintin marangkup, Dohonon ma hata pasu-pasuna. Hot pe jabu i, tong doi margulang-gulang Sian dia pe mangalap boru bere i, tong doi boru ni Tulang. Sai tong doi lubang nangpe dihukkupi rere, Sai tong doi boru ni Tulang, manang boru ni ise pei dialap bere. Amak do rere, dakka do dupang, Anak do bere, Amang do Tulang. Asing do huta Hullang, asing muse do huta Gunung Tua, Asing do molo tulang, asing muse do molo gabe dung simatua. UMPASA TU NA BARU MARBAGAS. (Untuk pasangan yang baru menikah) Dakka ni arirang, peak di tonga onan, Badan muna naso jadi sirang, tondi mu marsigomgoman. Giring-giring ma tu gosta-gosta, tu boras ni sikkoru, Sai tibu ma hamu mangiring-iring, huhut mangompa-ompa anak dohot boru. Rimbur ni Pakkat tu rimbur ni Hotang, Sai tudia pe hamu mangalakka, sai tusima hamu dapot pansamotan. Dekke ni sale-sale, dengke ni Simamora, Tamba ni nagabe, sai tibu ma hamu mamora. Sahat-sahat ni solu, sahat ma tu labuan, Sahat ma hamu leleng mangolu, jala sai di dongani Tuhan. Sahat solu, sahat di parbinsar ni ari, Leleng ma hamu mangolu jala di iring-iring Tuhan ganup ari. Mangula ma pangula, dipasae duhut-duhut Molo burju marhula-hula, dipadao mara marsundut-sundut. Ruma ijuk tu ruma gorga, Sai tubu ma anakmuna na bisuk dohot borumuna na lambok marroha. Anian ma pagabe tumundalhon sitodoan, Arimu ma gabe molo marsipaolo-oloan. Gadu-gadu ni Silindung, tu gadu-gadu ni Sipoholon, Sai tubu ma anakmuna 17 dohot borumuna 16. Andor hadukka ma patogu-togu lombu, Sai sarimatua ma hamu sahat tu na patogu-togu pahoppu. UMPASA MANGAMPU Bulung ni Taen tu bulung ni Tulan Ba molo tarbahen, sai topot hamu hami sahali sabulan, Molo so boi bulung ni tulan, pinomat bulung ni salaon, Ba molo so boi sahali sabulan, pinomat sahali sataon. Ni durung si Tuma laos dapot Pora-pora. Molo mamasu-masu hula-hula mangido sian Tuhan, Napogos hian iba, boi do gabe mamora. Songgop si Ruba-ruba tu dakka ni Hapadan, Angka pasu-pasu na ni lehon muna, Sai dijangkon tondi ma dohot badan. Mardakka Jabi-jabi, marbulung ia si Tulan Angka pasu-pasu na pinasahat muna, Sai sude mai dipasaut Tuhan. Naung sampulu sada, jumadi sampulu tolu, Angka pasu-pasu pinasahat muna, Sai anggiatma padenggan ngolu-ngolu. Naung sapulu pitu, jumadi sapulu ualu, Angka pasu-pasu pinasat muna hula-hula nami, Diampu hami ma di tonga jabu. Turtu ninna anduhur, tio ninna lote, Angka pasu-pasu pinasahat muna, Sai unang ma muba, unang mose. Habang pidong sibigo, paihut-ihut bulan, Saluhut angka na tapangido, sai tibu ma dipasaut Tuhan. Obuk do jambulan, nidandan ni boru Samara Pasu-pasu na mardongan tangiang sian hula-hula, Mambahen marsundut-sundut soada mara. Tinapu bulung nisabi, baen lompan ni pangula Sahat ma pasu-pasu na nilehon muna i tu hami, Sai horas ma nang hamu hula-hula. Suman tu aek natio do hamu, riong-riong di pinggan pasu, Hula-hula nabasa do hamu, na girgir mamasu-masu. AKKA UMPASA NA ASING Martahuak ma manuk di bungkulan ni ruma, Horas ma hula-hulana,songoni nang akka boruna. Simbora ma pulguk, pulguk di lage-lage, Sai mora ma hita luhut, huhut horas jala gabe. Hariara madungdung, pilo-pilo na maragar, Sai tading ma na lungun, ro ma na jagar. Sinuan bulu sibahen na las, Tabahen uhum mambahen na horas. Eme ni Simbolon parasaran ni si borok, Sai horas-horas ma hita on laos Debata ma na marorot. Sititik ma sigompa, golang-golang pangarahutna, Tung so sadia pe naeng tarpatupa, sai anggiat ma godang pinasuna. Pinasa ni Siantar godang rambu-rambuna, Tung otik pe hatakki, sai godang ma pinasuna. Tuat si puti, nakkok sideak, Ia i na ummuli, ima ta pareak. Aek godang tu aek laut, Dos ni roha sibaen na saut. Napuran tano-tano rangging marsiranggongan, Badan ta i padao-dao, tondita i marsigomgoman. Marmutik tabu-tabu mandompakhon mataniari, Sai hot ma di hamu akka pasu-pasu, laho marhajophon akka na sinari. Bona ni pinasa, hasakkotan ni jomuran, Tung aha pe dijama hamu, sai tong ma dalan ni pasu-pasu. Mandurung di aek Sihoru-horu, manjala di aek Sigura-gura, Udur ma hamu jala leleng mangolu, hipas matua sonang sora mahua. Dolok ni Simalungun, tu dolok ni Simamora Salpu ma sian hamu na lungun, sai hatop ma ro si las ni roha. ________________________________________ Adong padan ,ruhut ,adat,ido siingoton Soadong padan ruhut ,adat,uhum,dohot hasomalon siingoton. Aek Sihoru-horu tu hinagnan I PARGAOLAN Namarhula-hula/marboru ikkon marsi haholongan Aek ni SILUDANG habaoran ni aek SIMARE Horasma akka tulang,na mamasu-masu akka bere Aek na tio na sai riong-riong di ginjang ni pinggan pasu Akka hula-hula na basa sae ringgas do mangalehon pasu-pasu Aek sihoru hour di toru ni DOLOK Mar timbang Manimbung rap tu toru mangangkat rap tu ginjang Aek Si bara-bara sae parekna i tu buan Tolong Molo soadong di iba mago do roha holong Aek ni Siburian marbona tu dolok Sitapongan Tiurma angka pancarian,luju-lujuma dohot pangomoan Aek puli dalan tu lumban tonga-tonga Sahat ma akka nauli unang muba jala unang longa Amani logong Laos ido ni logan Ikkon ingot do iba na denggan,na binahen ni dongan Andigan pe hita marbantal di bale-bale Andigan pe idaon NEGARA ta on sae di bgasan Dame Andalu ma sangkut-sangkut ni bonang MusuntaI hon na talu,hita holan na monang Andoras Andoris andor ni Purba tua Horasma hita jala torhis, sahat mulak tu jabuna Anduhur sae solop di dangka lupang Gabe ma Amanta suhut di nabean angka Raja Ampema di Simanjujung ,tuhuk di Abara Pirma tondi mangalo musu, sae margogo ma Mangalului na soada Asa tubuan laklak tubuan singkoru,tubuan sanggar di parsopoan Sai tubuan anak ma/tubuan boru,Asa jagar jagar di hangoluan Ansuan si sada pago,dipangulaan Sisada mudar sisada marga dang jadi marsibuatan Asa parsige parsige bulu,si tiga goli-goli Si parintar ma jambulan si paneang holi holi Assimun na gantung ronggang gantung songon durian Bohi na sae murning jot-jotan do mambahen iba hancitan Asing do aek huta, Asing do aek toba Asing gondang mula-mula asing muse do gondang somba-somba Asing do piduong Hurlang ,Asing do pidong satua Asing do Tulang,asing do simatua Asing lubuk asing do dekke na,asing ladang asing do sihaporna Asisibang jonok tu tomboman Badan na so jadi sirang tondi ma si gomgoman Artia bona ni ari sipaha sada, bona ni bulan Sai malos ma duhut duhut di hauma Tu gabe na ma eme di hauma,nangpe di tinggang udan ________________________________________ B. Bola bola ni tangan si tongka golom golomon Bola bola ni halak si tongka tangi tangihononton Bangun bangun narata tabo do paura uraon Hata hata nang ni dok,tongka do pauba ubahon Bangun bangun sinuan, bangun do salongan Molo uli sinuan nauli do sijaloon Baion naung ni duda ni letek bahen lage-lage Pasu pasu ni hula hula si bahen mamora dohot gabe Bagot na mararirang di toru ni panggomgoman Badan na so jadi sirang ,toni ma sigomgoman Barak bak ni sialang dapotsa papaluan Angka na martondong dohot nama martutur si tongka ma sipamaluan Baris baris ni gaja di rura pangaloan Nasa pangidoan ni hula hula tung dae so sooloan Molo so ni o0loan sai tubu do haurahon ,moloni oloan tubudo pangomoan Behama pandung dung bulung si dolok na timbo songon dia ma pasombulungun molo iba padao dao Bidang bulung ni rimbang,bilangan do bulung ni rudang Sai pandok ni dainang ikkon marbotu tulang Binanga ni si bulan di dolok ni parsingkaman Jumpang ma na niluluan,dapotma nani jalahan Binsar ma mata ni ari,poltak ma matani bulan Tubu ma boru na malo mancari jala boi pangalu aluan Binsar mata ni ari ama ni manggule Ro boru manopot hamu,dohot hami ma u lae Binsar matani ari,poltak matani bulan Horas ma anak lahi lahi,songoni anak parompuan Binarbar bagot,tarida do pangkona Tardapot do ibana di haol haol tinang kona Binuat hujur bosi ,golang golang pangarahutna So sadia pinatupa I sa godang ma pinasuna Bong-bong parsadaan si nuan di parporlakhan Ruhut dohot padan si pagabe na niula,jala sipasiniur pinahan Bona ni sihupi panjangkitan demban Marangkup do nauli,mardongan do na denggan Siangkup ni nauli ima panggabean dohot parhorasan Boras hata ni Tarutung,parbue hata ni TOBA Ulaon nunga marujung ,mulak ma hita di bagasan las ni rpha Bolon tiang ni ruma bolonando tiang ni sopo Torop ma naung saurmatua,toropan ma angkka naum poso Bunga na marloppit loppit,sai di songgopi lampu-lampu Tibuma ro si doli manopot au,dohot na olo mampangkulingi ahu Bulung ni bira,tu bulung ni singkoru, Sai tarpaima do iba tu sianak ni namboru Tu Bulung ni martampuk,tu bulung ni si marlasuna, Mamolus tu huta si bide,mangalului laklak nitabu-tabu. Binahen ni ingananni aek mata,tinahuan sian rura Nunga ni jalo tikki marangkup sian bere Pasahaton ni Tulang ma hat pasu pasu,asa anggiat : Tu buan laklak ,tubuan singkoru di toru ni bunga bunga Tubuan anak dohot tubuan boru,ma bere dohot boru nami, Laos gabe ma amana,gabe ma attonong amana dohot boruna Bulung ni bulu tu bulung ni hotang Tundal maralohon musu dompak maralohon dongan Bulung ni timbaho sae parasoran ni ambaroba, Sae horasma pangaranto songoni na marhuta di toba Bulung ni anta so soit tu bulung ni taen Dang hami parholit,tungi do pen a tarbahen ________________________________________ D. Dada si ala madungdung tu bonanang tali Dada roha na malungun dohot do mata manjalahi Dangka ni bulu godang parasaran I pidong papua Simburma ma godang akka dakdanak ulluson ni pura pura Na boi pajolohon,jala umurna sahat tu sahur matua Dangir danger ni batu dak dahan ni simbora Gabe do hita na marsianjuan,saut gabe jlala mamora Dangka ni tada tada sai jomba tu bonanaa Sala ni anak na mangonai tu anak na Dosa binahen ni amana ingkon di possan anakna Dangka do rantingna,laos pusukna do bulung na Hahana do angina molo na boi malo marhata Dangka ni antasoit parasaran ni pidong papua Tung na sojadi marholik maradopon hula hula Dangkani bulu godang tango pinangait aithon Daoma angka mara dohot parhordit horditon Danggur ma danggur barat,toho ma tu duhut duhut Nunga tung bosur na managan dohot sa gat marloppan juhut Dia ma lak lakna dia ma unokna,dia ma hatana,dia ma ni dokna Laos mar pinaboa amanta suhut Daling ma ni dalingkon,laos ma suak hudung ni bagot Natading tinadingkon hape na sinari na tua so dapot Denggan do bulu godang dengganan baen hite hite Denggan do anak dohot boru,naung magodang dengganan mardongan saripe Asa tubuan laklak jala tubuan singkoru Jala tubuan sanggar di parsopoan,tu buabn anak ma I ,dohot boru , Asa jagar jagar di hangoluan Dengke na metmet do hamu na jolo,noaeng gabe dekke nabalga Bere do hamu najolo,jala nuaeng gabe hela Dengke dengke jurung jurung di suruk ho bonani tolong Ale ito na marbaju,di rukkar ho si dangolon Sibahut ma ni during por pora di usehon, Tangis tangis tarilu ilu hape so adong si dangolon Dengke ni laean pineangkon,di ginjang ni pinggan pasung Hata panggabean dohot parhorasan pinasahat ni raja Boan hamu ma tu tonga ni jabu Denggan ma pangalanka,molo mangkuling ogung dohot sarune. Si sada urdo si sada langka,songon parluga ni parsolu. Mansai denggan do,antong maningkir tangga,dung sidung paulak une Patandahon naung sidung ulaon na marhula hula marboru Asa sahat sahat ni solu sahat tu botean,sahat leleng mangolu sahat tu panggabeaan Diama matana,diama altona Diama hatana,diama na didokna Diama langkat na,diama unokna Diama hata hatana diama pandokna Disima handina disima gandona,disima daina disima tabona Sir sir ma sirana toho muse dohot asomna Doding ni doding,doding ni si marlasuna Sude pasu-pasu muna sae muba jala unang sesa Dolok ni purba tua tondokhon ni si borotan Sahat ma hamu sahur matua las tiur tiurma panapotan Dolok si pakpahi tondokhon ni porba tua Sahat ma angka nauli,dohot sahat ma tu saor matua Dolok ni janji mauli,hatubuan ni si marhora hora Saut ma goar na I goar na uli si boan sahat tu na mamora Dolok ni panatapan tondongkon ni parabunga Horas ma na di pardalanan,horas muse tu tujuan na Dolok lonu tua,hatubuan ni si martolu Akka poda ni natua tua,si pardenggan ngolu ngolu Dolok ni si marjarunjung panatapan tu tao toba, Salpu ma angka na lungun,sai roma las ni roha. Duru ni harnagan hatubuan ni sangge-sangge Sahat ma hamu sahur matua,sahat tu na gabe. Duru ni harangan hatubuon ni tada tada Hansir do tiopon ni tangan mandanggur na so ada ________________________________________ E. Eme si tamba tua,parlingoman ni dengke ni namok- mok Debata na di ginjang,horasma tondi ta di parorot Eme ni hinalang denggan do bahen buni di panamean Horas ma na mangallang,jala horas ma na mangalehan. ________________________________________ Sumber: http://www.tobatabo.com/shownews.php?cat=9&news_id=210 http://fmpb-sumut.blogspot.com/2012/06/pantun-dalam-bahasa-batak.html http://id.wikipedia.org/wiki/Umpasa http://habatakon01.blogspot.com/2011/05/umpasa-umpama-falsafah-puisi-jenis.html